Rabu, 16 November 2016

ISLAM DI NEGERI 1000 MASJID

Pesona Jejak Kejayaan Islam di Negeri 1000 Masjid


dakwatuna.com – Selalu ada kesan yang menarik, semangat muda yang menggebu dan inspirasi untuk melakukan kebaikan tiap kali disebutkan nama Sultan Muhammad Al-Fatih. Betapa tidak, seorang pemuda di usianya yang masih belia, yaitu 21 tahun, dapat membebaskan sebuah negara dari gelapnya peradaban jahiliyah menuju peradaban Islam yang agung. Berbekal dengan prinsip Al-Quran dan As-Sunnah, pada tahun 1453 M ditaklukkanlah Kota Konstantinopel, kota yang belum bisa ditaklukkan selama beberapa abad dalam sejarah Islam. Nama Muhammad Al-Fatih tersebar harum di berbagai literatur-literatur sejarah Islam, bahkan sampai ke buku pelajaran sekolah menengah atas pun tersebut namanya. Keberadaannya telah disebutkan dalam hadits sejak zaman Rasulullah hidup,
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]
Dan semua kisah kepahlawanan tersebut dapat dirangkum menjadi satu oleh sebuah nama negara di daerah Eurasia, ialah Turki. Turki menjadi saksi bisu atas indahnya masa-masa kejayaan Islam beberapa abad silam. Akan tetapi, peninggalan dan nuansa keislamannya masih dapat kita rasakan apabila kita berkunjung ke Istanbul, Turki.
Turki adalah sebuah negara yang sebagian daerahnya berada di benua Asia dan sebagian lagi termasuk bagian benua Eropa. Sehingga negara ini memiliki kebudayaan yang unik, yang juga campuran antara budaya penduduk Asia dan penduduk Eropa. Selat Bosphorus memisahkan keduanya. Hampir sekitar 90% penduduknya beragama Islam, sayangnya sebagian besar adalah Islam sekuler. Semenjak pemerintahan Mustafa Kemal Attaturk, ibukota Turki dipindah ke Ankara yang sebelumnya adalah Istanbul.
Turki sering disebut sebagai “Negeri 1000 Masjid” karena di sepanjang jalan kita dapat menemukan banyak masjid-masjid dengan bentuk bangunannya yang khas. Dindingnya sekilas terlihat menyerupai sebuah benteng. Bangunannya menjulang tinggi dengan kubah-kubah dan menaranya. Dengan melihat jumlah menaranya, kita dapat mengetahui siapa donatur terbesar dari pembangunan masjid tersebut. Biasanya jika terdapat dua menara, artinya masjid tersebut dibangun oleh masyarakat setempat. Jika terdapat tiga, empat atau lebih biasanya dibangun oleh keluarga raja atau raja itu sendiri.
Jika kita berkeliling sepanjang kota Istanbul, kita akan mudah menemukan bekas puing-puing benteng yang mengelilingi Istanbul. Apabila diperhatikan, benteng tersebut terdiri dari 3 lapis dinding tebal, yang saat itu dapat dihancurkan oleh meriam pasukan Muhammad Al-Fatih. Tour guide saya mengatakan, bahwa meriam tersebut adalah meriam terbesar yang pernah ada saat zaman itu. Masya Allah, lagi-lagi saya dibuat kagum oleh kecanggihan teknologi peradaban Islam pada masa kejayaan Islam beberapa abad silam.


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2016/03/20/79697/pesona-jejak-kejayaan-islam-negeri-1000-masjid/#ixzz4QFEaho6Z 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar